Festival Lampion Pertama Fondina
Perkiraan pukul 8 malam saya sudah di vanue acara. Sedikit molor setengah jam, karena macet nyari parkiran. Susah sekali mencari parkir mobil, dan akhirnya saya parkir di telaga, cukup jauh dari vanue acara. Dari lokasi parkiran saya menggunakan jasa ojek yang banyak tersedia di area parkir menuju vanue dengan merogoh kocek 20K per orang, tak jadi masalah dari pada jalan kaki (hahahahhaa).
Sesampai di vanue, sudah dipadati lautan wisatawan. Saya sudah menduga, apalagi bertepatan dengan malam minggu. Vanue pada malam ini terdapat 2 panggung acara. Yang pertama panggung jazz festival, tentunya panggung ini eksklusif karena hanya diperuntukan untuk wisatawan yang memiliki tiket dan dihibur oleh artis papan atas.
Panggung Rakyat di Festival Dieng
Panggung kedua adalah panggung rakyat yang disertai dengan festival kopi. Saya menjumpai rekan yang membuka stand kopi di panggung rakyat ini, dan tentunya panggung ini gratis kawan. Disini disuguhkan kesenian daerah yang dinikmati oleh masyarakat setempat. Siapapun bisa menikmati. Saya merekam moment kebahagian penduduk sekitar, jelas terlihat dari raut wajah mereka yang duduk sembari menikmari pertunjukan yang disuguhkan. Dinginnya dataran tinggi dieng ditambah dengan alunan musik membuat suasana semakin romantis. Beberapa pasangan bergandengan tangan, menyayi bersama menikmati malam itu, ahh syahdu sekali kawan.
Jam 12 malam acara selesai, saya kembali ke parkiran mobil dengan berjalan kaki, karna banyak wisatawan lain diperjalanan, jadi tak perlu takut. Berjalan selama 15 menit, saya sudah sampai di parkiran. Malam yang dingin membuat perut keroncongan, mie rebus, nasi putih serta gorengan adalah obat yang ampuh melawan dingin.
Ritual Pencukuran Rambut Gimbal
Salah satu rangkaian acara yang paling dinantikan di Dieng Culture Festival adalah upacara pencukuran rambut gembel atau rambut gimbal. Upacara Ritual Adat Pencukuran Rambut Gembel kali ini diikuti oleh 11 anak perempuan yang memiliki rambut gimbal. Oh ya, diperjalanan menuju candi dari parkiran banyak sekali saya temui wisatawan yang mendirikan tenda di lapangan (gk kebayang dinginnya).
Saya sudah mempersiapkan diri cukup pagi untuk menghadiri rangkaian upacara ini. Acara yang molor hampir 2 jam cukup membuat kecewa wisatawan yang telah menunggu dari pagi.
Menunggu selama 2 jam diterik matahari yang cukup panas. Tapi tak menyurutkan niat saya untuk menunggu rangkaian ritual ini. Mungkin ini bisa jadi catatan untuk panitia agar kedepan untuk tidak molor dari jadwal yang telah ditentukan.
Konon menurut legenda, anak-anak yang memiliki rambut gembal atau gimbal merupakan titisan dari para leluhur Dieng. Bagi anak laki-laki yang memiliki rambul gimbal dipercaya sebagai titisan Kiai Kaladete. Dahulunya Kiai Kaladete merupakan penguasa dataran tinggi Dieng yang bersemayam di Telaga Balaikambang. Sedangkan anak perempuan yang memiliki rambut gimbal dipecaya sebagai titisan Nyai Dewi Roro Ronce. Konon, Nyai Dewi Roro Ronce merupakan abdi penguada pantai selatan Nyai Roro Kidul. Legenda yang menguat dan mengakar bagi masyarakat Dieng ini menjadi salah satu daya tarik utama dalam Dieng Culture Festival.
Anak anak yang memiliki rambut gembel atau gimbal di dataran tinggi Dieng ini dikenal dengan nama anak bajang. Biasanya rambut gimbal pada anak bajang dimulai ketika mereka berumur 11 bulan sampai berumur 4 tahun. Anak-anak bajang ini akan mengalami gejala deman tinggi. Setelah sembuh dari demamnya rambut pada anak bajang akan sulit untuk disisir. Kesulitan dalam menyisir rambut inilah yang menjadikan rambut semakin hari semakin menggumpal dan menjadi gembel atau gimbal. Hal ini makin diperkuat ketika rambut gembel atau gimbal anak bajang dipotong, biasanya sang anak akan sakit atau demam setelah memotong rambut. Anak bajang biasanya akan dimanjakan oleh keluarga karena di percaya sebagai titisan leluhur dan pembawa berkat.
Kudangan Anak Rambut Gimbal / Anak Bajang Dieng
Untuk pemotong rambut anak bajang akan dilakukan upacara adat atau ruwatan. Prosesi upacara pemotongan rambut harus atas persetujuan anak dan tanpa paksaan dari pihak manapun. Dalam upacara pemotongan rambut, anak bajang boleh mengajukan permintaan atau keinginan mereka. Permintaan ini disebut dengan kudangan. Kudangan pada anak bajang akan di penuhi sebagai salah satu syarat dalam upacara pemotongan rambut. Kudangan akan diberikan sesaat setelah upacara pemotongan rambut selesai.
Upacara pemotongan rambut pada Dieng Festival 2019 ini diikuti oleh 11 anak perempuan. Tentunya dari 11 orang anak yang mengikuti upacara memiliki kudangan yang beraneka ragam. Dari 11 anak perempuan yang ikut terdapat beberapa kudangan yang unik, diantaranya: kudangan atau permintaan satu plastik kentut plus sebutir telur puyuh. Ini kudangan yang unik menurut saya. Ada juga yang mengajukan permintaan uang tunai sebesar dua ribu rupiah. Anak lain juga mengajukan kudangan es krim berwarna coklat, karena sang anak sangat menyukai es krim berwarna coklat. Lalu, ada yang mengajukan kudangan bakso ditambah sepeda pink lalu handphone android. Sungguh kudangan atau permintaan anak bajang ini sangat-sangat unik.
Kalau kamu yang lagi baca artikel ini pengennya dikasih kudangan apa? Silahkan komen ya. Mana tau ada yang lebih unik dari kentut satu plastik 😃.
One Comment Add yours