Get in line, Stay in line

Get in Line, Stay in Line,  don’t quite to early.

Kegagalan demi kegagalan yang pernah kita lewati tak jarang membuat kita patah arang, menyerah, bahkan banting stir ke hal-hal lain, mencari pelampiasan.

Sebagai manusia hal yang wajar ketika kita dilanda badai badan akan sakit, flu, bahkan demam. Tapi apakah kita akan flu dan demam terus menerus sampai matahari terbit dari barat? Tentu tidak. Yang kita butuhkan hanya istirahat sejenak. Semua rasa sakit yang kita rasakan akan berangsur-angsur pulih.

Sembari beristirahat kita bisa menyusun strategi baru. Melengkapi diri dengan perlengkapan yang dibutuhkan ketika diperjalanan, misalnya; payung, jaket, atau sendal jepit. Perlengkapan tersebut akan kita gunakan ketika badai menerpa. Perlengkapan ini akan membantu kita sampai ketujuan akhir.

Stay in line, don’t quite early

Apa jadinya, jika kita telah mempersiapkan segala perlengkapan, menyusun strategi akan tetapi saat diperjalanan kita jatuh lagi, gagal lagi, sakit lagi.

Go and fail as fast as you can

Bangkit dan berjalan kembali sebanyak dan secepat yang kita bisa. Semakin sering kita terjatuh, semakin cepat kita untuk bangkit. Semakin sering kita gagal semakin bisa kita “legowo” menerima kegagalan tersebut. Sehingga kita lupa apa itu rasanya gagal.

I field over and over and over in my life that’s why I succeed

Michael Jordan, greatest basketball player in the world.

Jadi, jangan takut untuk gagal. Takutlah jika tidak berani untuk mencoba.

Leave a Reply