Tips memasak saat camping

Seperti janji saya pada tulisan sebelum nya, kali ini saya akan membagikan tips memasak saat camping.

Sebagai gadis Minang, tentu memasak sudah jadi keahlian yang diwariskan bundo kanduang dari kecil. Tapi, bundo tidak mengajarkan cara memasak saat camping.

Keahlian memasak saat camping, terbentuk karena saya dulu sering camping. Awalnya saya juga ragu memasak nasi menggunakan nesting, akankah berhasil? dan ternyata ada sebagian yang matang dan sebagian tidak matang. Namanya juga pemula, yakan?

Tenang, itu hal yang sangat lumrah. Bak pepatah Minang

apa kaji dek di ulang, pasa jalan dek ditampua

Kalimat yang tidak bisa ditangkis kebenarannya, sangat tepat. Bisa diartikan:

hapal mengaji karena sering diulang,  hapal jalan karena sering ditempuh

Benar demikian untuk segala perkara. Salah satu contohnya, karena saya rajin camping dulunya, maka saya jago masak nasi menggunakan nesting.

Tentu tulisan ini tidak akan berakhir dengan “rajin camping supaya bisa masak nasi menggunakan nesting” atau “rajin camping adalah kunci bisa memasak saat camping”. Tentu tidak beb, tidak. Karena tidak semua orang yang rajin camping bisa memasak atau mau memasak.

Kebanyakan tidak mau repot, lebih banyak suka yang praktis; pesan diwarung, atau mie rebus pagi, siang mie goreng, malam mie goreng di rebus.  Kembali ke pribadi masing-masing ya.

Saya perhatikan, gaya camping muda-mudi di tanah jawa cukup berbeda dengan di ranah Minang. Saya ambil contoh dari masak memasak ya. Kalau di Minang, laki-laki ketika camping bisa diandalkan untuk memasak. Mereka bisa memasak nasi, membuat api unggun dan membuat balado untuk dimasak.

Cukup berbeda saat saya amati gaya camping di tanah jawa. Kebanyakan membawa nasi bungkus untuk bekal, atau membeli di warung yang sudah tersedia di area camping. Hal ini  saya temui di Gunung Andong, umumnya pendaki membeli makanan di warung yang ada di atas gunung.

Sebenarnya ini suatu kemudahan untuk pendaki, karena kemudahan ini mereka tidak mau merepotkan diri mereka dengan membawa bekal yang banyak dari bawah. Kemudahan ini juga tidak ditemuka di ranah Minang. Tidak ada sejarah orang berjualan di atas gunung di Minangkabau.

Tuh kan, pembahasannya jadi kemana-mana. Tips memasak nasi di postingan berikutnya ya.

Leave a Reply