Pisang kapok merupakan bahan utama dalam membuat Pangek Pisang. Selain itu juga terdapat pati santan kelapa, perasan kunyit, garam, vanili bubuk dan daun pandan. Cara pengolahan pangek pisang tergolong sederhana, pertama pisang kapok di kupas kulitnya dan dibelah menjadi dua bagian. Lalu, campurkan pati santan, perasan kunyit, garam, vanili bubuk serta potongan daun pandan. Pisang kapok yang sudah dibelah dicampurkan dengan pati santan yang telah dicapur dengan perasan kunyit, garam, vanili bubuk. Setelah itu, dikukus selama 20 – 30 menit, tergantung dari tekstur pisang apakah sudah empuk. Setelah mendapatkan tekstur yang pas, pangek pisang siap untuk disajikan.
Pangek pisang biasanya disajikan dengan ketan putih yang telah dimasak. Pati santan dan perasan kunyit membuat pangek pisang memiliki cita rasa yang gurih dan berwarna kuning. Saat pertama menyicipi pangek pisang, biasanya wisatawan akan kecanduan. Apalagi sajian dengan ketan putih, alamak, rasanya tenggorokan saya memproduksi air liur yang banyak saat membayangkan rasa pangek pisang yang gurih dan nikmat.
Pangek pisang awalnya disajikan hanya untuk kegiatan adat seperti upacara pernikahan, kenduri adat, dan pengangkatan penghulu. Pangek pisang juga disajikan sebagai hantara kerumah sanak family, seperti mertua, paman dan keluarga lainnya. Menurut tetuah adat dari Solok Selatan, pangek pisang disimbolkan sebagai penghormatan. Maka dari itu hanya disajikan di upacara tertentu.
Seiring waktu, pangek pisang tidak hanya disajikan saat upacara adat saja. Wisatawan sudah bisa menikmati kuliner khas ini jika berkunjung ke Nagari Saribu Rumah Gadang. Beberapa warung makan juga sudah menyediakan menu pangek pisang. Selain warung makan, homestay di Kawasan Saribu Rumah Gadang juga menyediakan pangek pisang bagi wisatawan yang menginap. Wisatawan bisa mengajukan permintaan pangek pisang sebagai menu sarapan atau sajian pembuka saat wisatawan berkunjung dan menginap di Kawasan Saribu Rumah Gadang.