Napak Tilas Pendakian Perdana Gunung Talang

Kebetulan hari ini 11 Desember diperingati sebagai International Mountain Day. Maka saya akan bercerita tentang pendakian perdana ke Gunung Talang tahun 2014 silam.

Gunung ini sangat berkesan buat saya, selain pendakian perdana, gunung ini memiliki pemandangan puncak paling apik yang pernah saya temui.

Tahun 2013, 2014 semasa saya kuliah di Padang, trend mendaki gunung mulai mewabah dikalangan mahasiswa. Mulai dari mendaki Gunung Marapi, Gunung Talang dan Gunung Singgalang (ketiganya sudah saya daki).

Setiap gunung mempunyai kesulitan masing-masing. Gunung Marapi dan Gunung Talang cocok untuk pemula karena jalur pendakian yang cukup landai. Gunung Singgalang memiliki jalur yang menantang, dari pos pendakian jalanan langsung menanjak.

Jangan bayangkan jalurĀ  pendakiannya seperti gunung di Jawa yang mulus, tanah yang padat bahkan ada warung di atas gunung. Sangat berbeda, di Sumatra masih banyak jalur berlumpur. Di gigit binatang pacet hal yang lumrah. Apalagi jalur pendakian Gunung Singgalang yang memiliki curah hujan yang tinggi, pacet daun dimana-mana.

Gunung Talang
Laper dipertengahan jalan

Seminggu sebelumnya, kami sudah mengagendakan pendakian. Kebetulan Gunung Talang membuka jalur pendakian baru via Aia Batumbuak. Jalur pendakian ini lebih pendek daripada jalur sebelumnya.

Saya berangkat dari Kota Padang menuju Kabupaten Solok. Menginap semalam dirumah Bang Wendy. Kami berangkat 6 orang, dua perempuan dan 4 laki-laki. Saya dan Mery satu kontrakan. Tak jauh dari kontrakan kami, kontrakan Bang Wendy dan abang-abang lainnya. Mereka sangat baik kepada kami. Kami adik-adiknya.

Jarak dari rumah Bang Wendy menuju post pendakian memakan waktu satu jam. Kami baru sampai dipos sekitar pukul 10 pagi. Mendaftarkan diri lalu bersiap-siap melanjutkan perjalanan. Ada beberapa pendaki lainnya yang kami temui diperjalanan dan bergabung bersama.

Gunung Talang
Kami dan kelompok pendaki lainnya

Satu jam pertama, perjalanan kami membelah kebun teh. Pemandangan hamparan kebun teh yang luas membuat saya sangat antusias, maklum ini pendakian perdana. Saya sudah siap dengan kostum yang aneh, kaos kaki yang panjang diluar celana karena saya takut digigit pacet.

Pendakian 3 jam pertama saya masih antusias. Setelah itu saya mulai betanya-tanya “kok nggak sampai-sampai di puncak bang?”. Katanya cuma 4 jam pendakian eeh nyatanya 7 jam pendakian. Saya selalu dikecoh dengan kalimat-kalimat;

“santa lai nyo dik, duo belok lai nyo” – sebentar lagi sampai dik, dua belok lagi

“sasudah pohon tu sampai lai ma dik” – setelah pohon itu kita sampai dik

Saya yakin pendakian perdana kalian juga seperti ini. Dikecoh dengan kata-kata manis sebentar lagi sampai.

Akhirnya kami sampai dipuncak hampir mendekati magrib. Lalu membagi tugas, mendirikan tenda, mencari kayu bakar, dan memasak untuk makan malam. Seperti biasa menu sarden balado menjadi kegemaran anak Padang saat kemping.

Oh iya, malam itu menjadi ramai karena kita bergabung dengan kelompok yang kita temui diperjalanan.

Kita mengobrol, makan malam bersama, bermain gitar sembari menghangatkan badan di api unggun.

 

Mengobrol sembari menghangatkan badan

Saya mencoba tidur karena besok subuh akan melanjutkan perjalanan menuju puncak. Jarak dari area camping menuju puncak kurang lebih setengah jam, katanya bukan nyatanya.

Bangun subuh, bersiap menuju puncak

Nyatanya lebih satu jam saya baru sampai kepuncak saat itu. Pemandangannya membuat saya semakin semangat. Benar-benar menabjukan.

Saya bisa melihat 3 danau, Danau Kembar (Danau di Atas dan Danau di Bawah) dan Danau Talang. Selain itu saya bisa menyaksikan puncak Gunung Kerinci dari kejauhan.

Hutan mati Gunung Talang

Pengalaman mendaki ke Gunung Talang sangat berkesan buat saya. Bukan hanya pemandangannya yang menabjukan, tapi saya menuju puncak bersama orang-orang hebat yang terus menyemangati hayati yang lemah ini.

Gunung Talang
Gunung Talang

Puas mengabadikan moment dipuncak, akhirnya rombongan kami berpisah dengan rombongan yang lain. Mereka melanjutkan perjalanan turun via jalur satunya (membelah gunung) dan kami kembali ke tenda, berkemas dan bersiap-siap untuk pulang.

Kita berpisah dengan kelompok lainnya

Kalian bisa baca perjalanan saya mendaki Gunung Ijen disini.

Saya berharap bisa mendaki Gunung Talang kembali.

Wishlist saya Danau Gunung Tujuh di Kerinci. Saya belum bernyali untuk mendaki Atap Sumatra ini.

 


Gunung Talang – Via Aia Batumbuak

Kabupaten Solok Sumatera Barat

Circa 2014

 

 

 

 

 

 

Leave a Reply