Pendidikan memiliki changes yang lebih besar dalam merubah kehidupan. Uni Wila membuktikannya.
Melalui pendidikan Uni Wila berhasil meraih cita-cita dan merubah pandangan keluarga serta masyarakat disekitar, bahwasanya wanita yang memilih melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi bukanlah hal yang sia-sia.
Sebagai masyarakat yang tinggal dan tumbuh dilingkungan desa, sebagian masih terbelenggu dengan pemikiran bahwasanya wanita ditakdirkan sebagai ibu rumah tangga. Pendidikan ke jenjang lebih tinggi bukanlah hal yang harus dicapai. Profesi yang lazim bagi perempuan adalah ibu rumah tangga, guru, pns (kantor bupati/desa/kecamatan), bank, atau pekerjaan lain yang mengutamakan keterampilan seperti menjahit.
Jikapun berkuliah jurusan yang paling populer adalah kesehatan dan guru. Sangat jarang yang memilih jurusan sains terapan, robotik, filsafat dan keilmuan lain yang dianggap “susah” untuk mendapatkan pekerjaan.
Tanpa berlama-lama, mari saya perkenalkan tamu yang sangat istimewa yang hadir pada Podcast Fondina kali ini. Nurhamsi Deswila yang akrab kita sapa Uni Wila. Berasal dari Bentiang, Koto Baru, Muaralabuh Kabupaten Solok Selatan, Sumatera Barat. Uni Wila salah satu awardee LPDP PK 104 yang menyelesaikan S1 Jurusan Tadris Bahasa Inggris di UIN IMAM BONJOL angkatan 2008 lulus 2013. Kemudian bekerja sebagai Guru Bahasa Inggris di salah satu pesantren bergengsi di Kota Padang.
Perjuangan Uni Wila untuk mendapatkan beasiswa dan melanjutkan pendidikan ke Negeri Kangguru sangat panjang. Mulai dari tahun 2015, kemudian lulus dan menempuh pendidikan Master of TESOL Monash University pada tahun 2017 dan kembali ke Indonesia tahun 2019.
Fun facts tentang Uni Wila
Berasal dari keluarga petani dan menjadi tulang punggung keluarga
Uni Wila sangat istimewa bagi saya. Saya belum mengenal Uni Wila sebelumnya. Hanya membaca kisahnya A Life-Changing Journey: From Muaralabuh to Melbourne. Kemudian saya menawarkan diri agar Uni Wila mau membagikan kisahnya melalui Podcast Fondina. Tak disangka Uni Wila adalah kakak kandung dari sahabat pramuka saya waktu SD (Mega). Saya beberapa kali kerumah Mega dulu waktu SMP, tapi saya tidak mengetahui tentang Uni Wila :).
Uni Wila sebagai anak sulung memiliki beban moral yang cukup besar sebagai penentu kesuksesan keluarga dan adik-adiknya. Saya bisa merasakan hal ini. Bapak saya dulu juga menuntut Uni (kakak sulung saya) untuk kuliah ke Kota Padang, menuntut ilmu ke jenjang yang lebih tinggi agar menjadi contoh bagi adik-adiknya. Bapak saya pernah bilang
Anak paliang tuo tu panantu kabarhasilan adiak-adiaknyo. Jadi sakola batua-batua, kok ndk ado Abak Ineng nan ka manuntun adiak-adiak
Anak sulung adalah penentu keberhasilan bagi adik-adiknya. Sekolah yang benar, jika Bapak sudah tidak ada, tanggung jawab membimbing adik-adik adalah tanggung jawab mu
Saya dan Uni Wila adalah salah satuh contoh bahwasanya anak petani juga memiliki kesempatan yang lebih besar untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Saya sangat berharap teman-teman dari Solok Selatan atau dari daerah tertinggal lainnya untuk memanfaatkan kategori “khusus” yang diberikan beasiswa LPDP, yaitu jalur Afirmasi. Jika kalian tidak berasal dari Daerah 3T, masih ada kategori LPDP lain yaitu jalur Afirmasi untuk siswa yang berprestasi.
Jadi manfaatkan lah “privilege” ini.
Menempuh master sekaligus menjadi istri dan mama muda
Saya bisa membayangkan bagaimana manajement waktu yang harus dibuat sedemikian rupa agar semua tugas dan kewajiban terpenuhi.
Bagaimana tips dari Uni Wila dalam membagi peran dengan suami dan apa saja yang perlu dipertimbangkan bagi teman-teman terutama mama muda atau yang baru menikah dalam memilih kampus dan negara yang akan dituju?
Simak perbincangan saya di Podcast Fondina Episode 10 di link berikut ini.
Jangan lupa mampir ke instagram Podcast Fondina dan juga instagram Uni Wila.
Terimakasih