Menjaga konsistensi itu sulit. Sulit bukan berarti tidak bisa kan.
Konsistensi. Bisa diartikan sebagai kegiatan yang dilakukan secara berulang dari waktu kewaktu.
Mudah?
Tuntu saja tidak. Banyak rintangan yang harus dihadapi, mulai dari rasa malas yang datang sesuka hati. Mood yang naik turun tergantung dengan kondisi. Belum lagi, aktifitas sehari-hari yang menguras emosi.
Tidak mudah.
Sama seperti saat saya berusaha tetap konsisten menulis setiap hari. Nawa ini, yang sudah berumur 23 hari. Menjadi sebuah tantangan untuk saya konsisten menulis setiap hari. Bagaimana tidak, ditengah aktifitas kantor yang cukup padat, hampir 10 jam sehari saya habiskan di kantor. Belum lagi drama-drama kantor yang kadang menguras emosi. Belum lagi les bahasa yang saya ambil secara online setiap malam dan sebagainya.
Sebenarnya, untuk satu tulisan rata-rata saya menghabiskan 30 menit sampai satu jam. Tapi yang cukup menguras tenaga adalah memikirkan apa yang akan saya tulis. Apalagi menulis setiap hari. Sering saya kehabisan ide. Kehabisan topik yang akan saya tulis.
Mood yang naik turun kadang sering menjadi penghalang. Jika saya cukup lelah dikantor, banyak hal-hal lain yang saya pikirkan, hal ini sering menjadi penghalang dalam saya menulis.
Jika saya penat, saya hanya menulis draft. Mungkin hanya beberapa kalimat. Lalu saya istirahat. Saya lanjutkan sampai “mood” saya terkumpul. Melepaskan penat agar pikiran saya kembali fresh dan siap diajak kompromi untuk menulis.
Jenuh, lelah, adalah hal yang manusiawi.