Pariwisata adalah industri yang memberikan banyak dampak positif, mulai dari penggerak perekonomian hingga pelestarian peninggalan adat istiadat salah satunya bangunan tradisional.

Banyak penelitian menyimpulkan bahwa seiring perkembangan zaman, bangunan tradisional mulai tergeser menjadi bangunan permanen bergaya modern. Fenomena ini sulit untuk terelakan. Pergeseran ini menjadi tantangan tersendiri bagi kita bersama untuk mempertahankan bangunan tradisional peninggalan nenek moyang.

Beberapa tahun terakhir, wisata budaya menjadi trend terbaru dikalangan wisatawan mancanegara maupun wisatawan lokal. Trend ini menjadi angin segar. Masyarakat adat bisa memanfaatkan peluang ini untuk pelestarian rumah adat khususnya dan peningkatan ekonomi masyarakat.

Hal ini, mulai dilakukan oleh masyarakat di Kawasan Saribu Rumah Gadang di Kabupaten Solok Selatan Sumatera Barat beberapa tahun yang lalu. Pemanfaatan rumah gadang sebagai sarana akomodasi yaitu homestay. Hal ini akan berdampak secara tidak langsung pada pelestarian rumah gadang itu sendiri.

Hal ini berawal dari, pihak-pihak terkait seperti pemerintah yang didampingi oleh ASATI mulai memikirkan pentingnya menjaga kelestarian dan keberadaan rumah gadang dimasa mendatang. Seperti yang saya kemukakan sebelumnya, hal ini bisa diwujudkan melalui pariwisata. Kegiatan pariwisata tidak hanya menjadikan rumah gadang sebagai atraksi akan tetapi juga akomodasi.

Hal ini juga berdampak pada peningkatan kesejahteraan masyarakat sekitar. Dengan adanya pelestarian rumah gadang melalui Homestay ini saya sangat optimis eksistensi rumah gadang di masa yang akan datang tetap terjaga.

Umumnya setiap desa adat di Sumatera Barat telah memanfaatkan rumah gadang sebagai homestay. Semoga pengelolaan rumah gadang sebagai homestay ini terus berkembang dan berbenah dalam pengelolaan maupun promosi.

Hal ini akan saya bahas di lain kesempatan.

Teman teman bisa baca Jurnal saya tentang homestay di Kawasan Saribu Rumah Gadang disini.