Syahdunya Pagi di Telaga Sarangan

Weekend kali ini saya memutuskan untuk berkunjung ke Telaga Sarangan di Kabupaten Magetan.

Ini bukan kali pertama saya berkunjung ke Magetan, saya pernah mengunjunginya tahun 2019. Saya akan menceritakan sedikit pengalaman saya. Kira-kira dari Kota Solo saya berangkat jam 6 sore. Berhenti makan sebentar di Tawangmangu. Kira-kira jam 7 kami melewati cemoro sewu. Kali pertama saya melewati cemoro sewu saya takut. Wkwkwkkw. Selain jalannya yang cukup sepi, suasana malam itu rasanya agak gimana gitu. Mungkin pengaruh kabut sehingga jarak pandang terbatas didukung oleh gerimis tipis-tipis.

Karena saya mulai takut, saya mencoba membuat suasana cair. Dengan bernyanyi. Lalu ada bau agak busuk di mobil, simas tanya “kamu kentut ya?” Karena saya takut, saya jawab “iya saya” hahahahha. Padahal saya tidak kentut. Saya malah makin takut sepanjang jalan. Sampai di cafe teman saya Sudut Coffee Bar, saya baru mengatakan bahwa saya tidak kentut. Saya menjawab “iya” karena saya takut sepanjang jalan cemoro sewu 🥲  Ini pengalaman pertama saya takut diperjalanan. Padahal saya lewat sini jam 7 malam bukan jam 12 tengah malam 😑

Back to the story one fine morning in Sarangan Lake. Kalian tidak akan butuh ac selama menginap disini, benar-benar adem. Jam 5.30 saya sudah bersiap-siap berjalan kaki menuju telaga. Tidak jauh, kira-kira 5 menit. Dan ternyata telaganya kering (dalam arti kapasitas airnya jauh menyusut). Mungkin karena saya datang pada musim kemarau. Tips pertama buat kalian adalah pastikan kalian berkunjung dimusim yang tepat, bukan kemarau panjang. Saya bisa membayangkan bagaimana bagusnya telaga ini jika terisi penuh dengan air.

Untuk mengobati kekecawaan saya, mari kulineran. Karena masih pagi sekitar jam 6, baru ada beberapa pedagang. Kebanyakan menjual pecel lengkap dengan lauknya. Saya langsung jatuh cinta pada bumbu pecel disini. Tidak lupa saya pesan untuk dibawa ke Jogja.

Selain itu saya juga menyicipi sate kelinci. Akhirnya saya memakan hewan yang imut satu ini. Disini banyak sekali pedagang yang berjualan sate kelinci. Menurut saya sate kelinci disini enak.

Selain kulineran banyak kegiatan lain yang bisa dilakukan, misalnya berkuda mengelilingi telaga dan naik perahu, akan tetapu karena air telaga surut aktivitas wisata ini terhenti.

Sekian cerita kali ini dan pastinya ini di ambil sebelum covid merajalela ya, so that’s way I don’t used mask.

Leave a Reply